Pembekalan Pengetahuan Perempuan Adat Dalam Konsolidasi Region Bali Nusa Tenggara

Mataram, perempuan.aman.or.id — Menjelang persiapan menuju Temu Nasional III di bulan April 2020 tahun depan, anggota  PEREMPUAN AMAN Region Bali-Nusa Tenggara telah melaksanakan Konsolidasi pada tanggal 12-13 September 2019 di Fave Hotel Langko, Mataram.

Konsolidasi Region Bali-Nusa Tenggara bertujuan untuk membangun pemenuhan capaian strategis dan evaluasi organisasi dalam menyikapi Temu Nasional III PEREMPUAN AMAN yang menentukan arah organisasi periode 2020 – 2025. Hal ini didasarkan pada pemenuhan capaian strategis organisasi dan mengulas kondisi terkini. Salah satunya saat ini, kehadiran Perempuan Adat melalui Wilayah Pengorganisasian PEREMPUAN AMAN mulai berdampak pada pengambilan keputusan, di tingkat kampung, organisasi induk, serta instansi lainnya.

Peserta Konsolidasi Region Bali Nusa Tenggara

Pembukaan konsolidasi dihadiri sebanyak 30 peserta. Peserta terdiri dari PHD Lombok Timur, PHD Lombok Tengah, PHD Lombok Utara, PHKom Montong Baan, Calon PHKom Lombok Barat, PHKom Komunitas Pejuang Tanah Adat Rendu (Kompetar), PHKom Tana Bu Wolo One, Dewan Nasional PEREMPUAN AMAN Region Bali-Nusa Tenggara, Ketua Umum PEREMPUAN AMAN, Dewan Pakar PEREMPUAN AMAN, Ketua Badan Pelaksana Harian Wilayah (BPHW) AMAN NTB dan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) PW AMAN NTB.

Zuhroni, Dewan Nasional PEREMPUAN AMAN Region Bali-Nusa Tenggara membuka konsolidasi dengan mengutip sebuah peribahasa, “hancurnya perempuan adalah hancurnya negara,” ujarnya. Zuhroni juga memberikan semangat kepada seluruh peserta bahwa konsolidasi adalah kegiatan yang sangat penting, karena anggota PEREMPUAN AMAN yang menghadiri konsolidasi mendapatkan banyak manfaat, seperti pengetahuan dan pemahaman mengenai organisasi.

Ketua Dewan Nasional Region Bali Nusa Tenggara, Zuhroni memberi sambutan pada saat pembukaan Konsolidasi (12/09).

Menurutnya, konsolidasi bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan membangun komunitas demi mencapai tujuan mandiri secara ekonomi, berdaulat secara politik dan bermartabat secara budaya.

“Tanpa Perempuan tidak ada perjuangan yang selesai,” ujarnya. Prima Wira Putra, Ketua BPHW AMAN Nusa Tenggara Barat memberikan sambutan dalam konsolidasi ini. Prima juga menyampaikan bahwa acara ini sangat penting untuk membangun silaturahmi sesama anggota dan PW AMAN NTB. Selanjutnya, Abdul Majid, OKK PW AMAN NTB membantu membacakan doa untuk kelancaran konsolidasi selama dua hari ke depan.

Konsolidasi ini melakukan pemilihan pimpinan sidang. Dari kesepakatan peserta dipilih perwakilan dari anggota PEREMPUAN AMAN yang berasal di Wilayah NTB dan Wilayah NTT dengan komposisi, terdiri dari Ketua Hilda Gardis Urni Danse, PHD Flores Barat; Sekretaris Beatrix Nazu, PHKom Kompetar; Anggota, yakni Yuyun Laras dari PHD Lombok Utara.

Devi Anggraini, Ketua Umum PEREMPUAN AMAN dalam konsolidasi menghantarkan proses perjalanan organisasi selama empat tahun. Ia menerangkan bahwa selama perjalanan organisasi fokus kerja PEREMPUAN AMAN adalah memperjuangkan pengakuan atas wilayah kelola, pengetahuan, dan otoritas. “Kawan-kawan bisa berdiri masuk dalam proses pengambilan keputusan, karena kawan-kawan punya pengetahuan,” ujarnya.

Ketua Umum PEREMPUAN AMAN menghantarkan proses konsolidasi pada saat pembukaan.

Baginya, Pengetahuan Perempuan Adat tidak bisa diidentifikasi siapa pemiliknya, karena dilakukan secara kolektif atau bersama yang menjadi penanda pada satu suku atau komunitas tertentu. Devi menerangkan bahwa hingga hari ini belum juga ada perlindungan atas hak kolektif Perempuan Adat.

Padahal Perempuan Adat mempunyai hak untuk terus mengembangkan dan mempraktikkan pengetahuannya karena melekat pada identitas mereka. “Penting untuk Perempuan Adat bekerja melalui organisasi dan memperjuangkan hak yang tidak dibicarakan oleh Perempuan pada umumnya,” tuturnya.

Diskusi kelompok Konsolidasi Region Bali Nusa Tenggara.

Arimbi Heroepoetri Dewan Pakar PEREMPUAN AMAN sebagai fasilitator mengajak kepada anggota PEREMPUAN AMAN untuk membuka statuta PEREMPUAN AMAN untuk pemahaman keorganisasian, usulan baru, struktur dan posisi organisasi 2020-2025.

Dalam konsolidasi, Arimbi juga memberikan pemahaman mengenai hak melalui Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tentang CEDAW dihubungkan dengan hak-hak kolektif Perempuan Adat yang diakui melalui Deklarasi PBB tentang hak-hak Masyarakat Adat  (UNDRIP). Konsolidasi Bali Nusa-Tenggara juga telah merumuskan masukan-masukan terhadap penyelenggaraan organisasi, statuta, program kerja PEREMPUAN AMAN untuk melihat anggota dalam wilayah pengorganisasian menuju Temu Nasional III PEREMPUAN AMAN dan mekanisme pencalonan Pengurus Pusat PEREMPUAN AMAN. Yuyun Kurniasih

Penyunting: Ageng Wuri

Dokumentasi: Yuyun Kurniasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *