Peran Perempuan Adat di Tengah Wabah COVID-19 bersama Radio Gaung AMAN

Peran Perempuan Adat di Tengah Wabah bersama Radio Gaung AMAN

Episode Radio Gaung AMAN kali ini menampilkan kisah dan peran Perempuan Adat Rakyat Penunggu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Narasumber episode Radio Gaung Aman kali ini adalah Meilana Yumi, atau akrab disapa Kak Yumi. Kak Yumi adalah Perempuan Adat Rakyat Penunggu dari kampung Menteng. Kini, ia menjabat sebagai Dewan Nasional PEREMPUAN AMAN untuk region Sumatera Utara.

Di episode ini, Kak Yumi akan bercerita tentang peran-peran Perempuan Adat dalam menjaga ketahanan pangan komunitas mereka selama wabah melanda. Rakyat Penunggu merupakan komunitas adat anggota AMAN.  Sebagai Masyarakat Adat, Rakyat Penunggu berjuang mempertahankan wilayah adat mereka yang terbentuk jauh sebelum Indonesia lahir. Pada masa Kolonial Belanda, wilayah adat mereka dikontrak untuk perkebunan tembakau. Ketika Indonesia merdeka, Indonesia melakukan nasionalisasi perkebunan milik Rakyat Penunggu ke dalam perusahaan perkebunan milik negara.

Akibat konflik perkebunan, mereka sempat kehilangan tanah dan wilayah adatnya. Sejak tahun 1950-an Masyarakat Adat Rakyat Penunggu memulai perjuangan kembali untuk merebut sekitar lebih dari 260.000 hektar tanah milik leluhur mereka. Sampai saat ini, mereka telah berhasil merebut kembali lebih dari 2000 hektar tanah. Tidak berhenti sampai di situ saja, hingga hari ini perjuangan Rakat Penunggu masih berlanjut, utamanya untuk mengembalikan lahan menjadi subur karena kerusakan yang disebabkan oleh perkebunan sawit dalam skala besar di masa lalu. Peran Perempuan Adat amat penting pada perjuangan-perjuangan ini.

Lantas bagaimana keadaan Masyarakat Adat di perkampungan Rakyat Penunggu saat ini di tengah wabah virus COVID-19? Penasaran, kan? Mari dengarkan bersama di Radio Gaung AMAN, ya!

One Response to “Peran Perempuan Adat di Tengah Wabah COVID-19 bersama Radio Gaung AMAN”

  1. Rahmadi

    Setelah tanah adat di ambil kembali dan begitu mulai ada harga jual…sesama penggarap berusaha menguasai…bahkan tak perduli terkadang teman seperjuangan hilang lahannya dijual oleh pennunggu yg lain…begitu menggiurkan untuk yg berambisi mendpt materi..
    # MIRIS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *