Perempuan Adat Menjaga Alam dan Memastikan Pembangunan Berkelanjutan

Peserta mengikuti ice breaking sesi kedua Pelatihan SDGs hari pertama (14/08) di Arch Hotel 2018.

Bogor, perempuanaman.or.id–Perempuan Adat  telah melakukan pemenuhan kebutuhan kehidupan sehari-hari,  dalam rangka memastikan anak-anaknya bisa makan dan sehat. Mereka setiap hari memasak, berkebun, berladang, dan berternak. Semua itu adalah bagian pemenuhan kebutuhan. Mulai dari sandang, pangan, papan, dan lainnya. Muntaza, Direktur Program dan Komunikasi PEREMPUAN AMAN memberikan pengarahan sederhana kepada 25 Perempuan Adat  soal TPB dalam Dialog Nasional dan Pelatihan SDGs (14/08) 2018.

“Jadi kita adalah pelaku. Kita turut membangun! Dan yang utama, adalah tidak merusak,” tegasnya. Ia menuturkan bahwa yang disebut berkelanjutan itu adalah tidak merusak alam, lingkungan, tubuh, kesehatan anak dan cucu. Selain itu, ia menjelaskan bahwa yang mengena dalam TPB kepada Perempuan Adat  adalah  pengakuan Wilayah Adat dan pengetahuan adat. “Kalau ini tak diakui, maka pembangunan berkelanjutan yang kita cita-citakan ya sulit!” ujarnya.

Muntaza, Direktur Program dan Komunikasi PEREMPUAN AMAN memberikan pengarahan dan pemahaman mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bagi Perempuan Adat (14/08) di Arch Hotel Bogor 2018.

Pengetahuan Adat dan Wilayah Adat butuh diakui, dilindungi, dan dihormati. Tanpa itu, bangsa ini tidak dapat melanjutkan TPB. Hal ini sangat berkaitan dengan kehidupan masa kini dan generasi selanjutnya. Muntaza berharap semoga yang dimaksudkan dengan TPB antara pemerintah dan PEREMPUAN AMAN sama. “Ternyata kita adalah pelaku pembangunan yang berkelanjutan,” tutupnya.

Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari Dialog Nasional dan Pelatihan ini adalah untuk penggalian data. Sekretariat Nasional PEREMPUAN AMAN memberikan kuesioner kepada anggota PEREMPUAN AMAN. Kuesioner tersebut dibawa oleh masing-masing peserta dan disampaikan kepada Wilayah Pengorganisasiannya (WP). Bukan hanya pengurus yang terlibat dalam penggalian data ini, tetapi anggota juga dilibatkan.

Semakin banyak orang terlibat, maka akan semakin banyak yang terkumpul. Masing-masing Perempuan Adat  atau anggota juga dapat mengisi sebagai bagian dari komunitas dan narasumber. Ada 25 peserta tersebar pada 22 WP, sehingga totalnya sekitar 550 anggota terlibat. Perempuan Adat  sebagai sasaran, terdiri dari anggota dan bukan anggota PEREMPUAN AMAN. Kuesioner ini disebar pada tanggal 30 September 2018. Terakhir dikumpulkan pada 30 Oktober 2018. (Ageng Wuri)

Editor: Nurdiyansah Dalidjo

Foto oleh: Ageng Wuri

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *